Member-only story
Surat Terbuka untuk Mahasiswa Pemilih Paslon Genap

Tak ada yang bisa diapresiasi dari persiapan kepemimpinan Prabowo. Dalam seratus hari kepemimpinannya, dia sama sekali tak menunjukkan kesiapannya dalam memimpin negara ini untuk lima tahun mendatang. Mulai dari membiarkan kabinet yang bermasalah, memangkas anggaran BMKG dan mengganggu kinerjanya, menjadikan peneliti BRIN harus mendanai risetnya sendiri, membuat menteri Pembangunan Umum menyetop proyeknya, hingga menghambat Komnas HAM menegakkan HAM di Indonesia, dengan dalih “efisiensi.”
Pemerintah kita begitu rajin berutang. Saking banyaknya utang itu, sampai-sampai untuk membayar bunganya saja bahkan harus dengan utang pula. Sedikit berbeda dengan Jokowi, sang Bapak Inkonsisten (karena setiap apa yang diucapkan, artinya yang terjadi adalah sebaliknya), selain rajin utang, kini Prabowo juga rajin berjanji. Saking mudahnya, dia melakukanya semudah membuang ludah. Tentunya, dia juga rajin mengabaikan janjinya.
Beberapa saat lalu, dia berkata bahwa menteri harus mengirit, tapi menteri-menterinya justru memintanya menggelontorkan anggaran yang jauh lebih besar daripada menteri-menteri sebelumnya. Yang terbaru, karena utang yang terlanjur membengkak, dia menginginkan efisiensi. Namun, dia malah melantik staf khusus baru untuk kabinetnya. Prabowo tak peduli, meski di tengah-tengah banyak sektor yang anggarannya dipangkas hingga…