Baru saja aku hendak mengkritisi, tapi ternyata penulisnya sudah paham juga. Jadi persoalannya sejatinya adalah faktor eksternal.
Misal, aku bisa saja mengajak ngobrol yang seru, tapi kembali lagi, apakah dia juga memiliki ketertarikan yang sama? Belum tentu. Alih-alih tertarik, yang ada kita dianggap seperti orang yang sedang wawancara. Merasa risih dan diabaikan.
Salah lagi. Wkwk
Jadi kita sejatinya gamang dengan kemauan para perempuan ini. Tapi, ya inti persoalannya, cinta ini sangat bergantung pada perempuan yang memutuskan, apakah tertarik, atau tidak. Jika tidak, mereka tak akan segan-segan mengabaikan kita ke tong sampah.
Untungnya aku bukanlah orang yang pesimis. Saat diabaikan, pikiranku hanya satu: yaa mungkin memang dia belum beruntung saja mendapatkanku.
Gila, se-oke itu self esteem-ku. LOL